Selasa, 06 Oktober 2015

Manusia dan Kesusastraan (1)

A. Pendekatan kesusastraan

Ilmu Budaya Dasar semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris the humanities.Istilah ini berhasal dari bahasa latin humanus,yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. . Maka dari itu apabila kita mempelajari the humanities maka kita akan menjadi manusia yang berbudaya, dan halus
Hampir disetiap jaman, seni termasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi nilai-nilai kemanusian seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama. Dibanding dengan cabang the humanities yang lain, seperti hal nya ilmu bahasa, Seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama adalah karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.
Manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudahkan sastra untuk berkomunikasi.Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengungkapkan gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

B. Budaya kesusastraan
 Budaya adalah sesuatu nilai khas yang dimiliki, yang membedakan dengan budaya lainnya, contoh budaya bisa dari segi bahasa, adat istiadatnya, dan pola hidup( lingkungannya), budaya adalah suatu yang tumbuh secara alami dan turun-temurun. Manusia adalah makhluk berbudaya,dalam arti bahwa manusia itu memiliki seni, teologi dan cabang-cabang lainnya (sejarah, sastra dll). Pada umumnya sastra terwujud dalam masyarakat melalui bentuk tulisan dan juga secara lisan. Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani kedua hal tersebut tidak bisa kita pisahkan.Sastra termasuk seni  yang penting dalam kebudayaan karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, disamping itu sastra sangat erat kaitannya dengan bahasa. Dapat dikatakan bahwa bahasa adalah partikel yang menyusun suatu karya sastra .  Oleh karena itu dapat dikatakan sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar.

C. Budaya dan Prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

Prosa lama meliputi :
·         Dongeng : Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
·         Hikayat : Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
·         Sejarah : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
·         Pelipur lara :Suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.
·         Epos (wiracarita) : yaitu cerita pahlawan. Epos mengisahkan perjuangan yang melukisan sifat kepahlawanan.

Prosa baru Meliputi :
·         Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
·         Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
·         Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
·         Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
·         Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.

D. Nilai nilai prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang di peroleh pembawa lewat sastra antara lain :

1.      Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
2.      Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3.      Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.
4.      Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.

E. Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengjaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan di arahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dapat di pakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.      Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar,hidup,menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan.
2.      Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi prasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nila-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.      Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alasan-alasan yang melandasi penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat di lakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam puisinya.
2.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3.       Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk social, yang terlibat dalam issue dan problem social. Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
·         Penderitaan atas ketidakadilan
·         Perjuangan untuk kekuasaan
·         Konflik dengan sesame
·          Pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam metafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya, Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan membantu pembaca dalam menafsirkannya.


SUMBER :
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma.  


Nama         : Muthi’ah Ulfah Fadhilah
NPM          : 14515860
Kelas          : 1PA04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar